Translate

Selasa, 02 Juli 2013

Mencandu Luka, Mendambakan Cinta

Kelipan cahaya kecil dari handphone mengalihkan pandanganku dari tumpukan-tumpukan laporan kusut yang akan memasuki deadline. Sebelum mengeceknya kusempatkan terlebih dahulu meraih cangkirku dan menyeruput kopi hitam ke-3 siang ini. Senyumku mengembang, sebuah pesan singkat di Whatsapp: "sudah makan, bie?". Demikian Angel mencoba menyapaku. Aku bukan baby dan namaku adalah Robby. Dia memang Angel sebagaimana ku mengenalnya.

"It's been so long ago Since you waved my love goodbye With sadness in your eyes You left me wondering why. Yes I was hurt before But it never felt so strong Now I face the world so wrong Without you I can't go on"

=============================

By, aku ingin menemui Satria sekali lagi..

                                        Satria? Lagi?

Iya, aku ingin memastikan lagi..

                    Kamu gak mengerti yah?
            Dia bahkan mengacuhkanmu

Oh, here we go again..

                     Terserah kamu deh, ngel
                                 Selamat malam..

...iya...

=============================

History percakapan di whatsapp seminggu lalu. Sesaat hening menyapaku.

"It's just the way I feel I know we're meant to be. I'm praying day and night. Why can't you see?"

Adakalanya semua begitu indah setidaknya bagiku. Ada saatnya juga perdebatan mulai muncul. Suatu hal yang takkan pernah aku bisa pahami mungkin. Aku dipenuhi asumsi tentang sosok satria ini. Tapi bukan disitu jeritan lantangku, melainkan mengapa Angel begitu menaruh pengharapan padanya.

Kami sama-sama berdoa setiap pagi dan malam..namun demi sosok yang berbeda.

Aku menanam luka.

"Over and over again I feel the pain in my heart. Can we make a brand new start? Over and over again I keep on loving you. There's no end"

Berulangkali ibarat candu ku nikmati setiap perih dan luka yang semakin basah. Selalu percaya pada suatu pengharapan dan meyakini waktu akan berbicara. Namun takdir sepertinya berbalik badan semenjak awal perkenalan kami melalui media sosial. Bersama waktu perlahan upaya membunuh semakin jelas.

Aku rasa aku lelah..dengan kekuatan tersisa harus melangkah.

Dia pun tak bergeming. Selalu menatap ke utara saat aku berada di barat. Lambaian tangannya menjadi sinyal yang jelas..

Silahkan melangkah, by..

"These times without you Turned my life into hell. Everyone can see But no one can help. I did the best I could To get you out of my mind To prove I'm not that blind. But I just couldn't lie"

Dibandingkan peristiwa lalu, kali ini cukup lama memang komunikasi kami terputus. Aku yang biasa memulai kini dibatasi oleh ego.
Warna ceriaku memudar. Rekan-rekan mempertanyakan dan atasan pun mengeluarkan teguran. Iya, kerjaanku akhir-akhir ini menjadi berantakan.

Betapa lemah kupikir bagaimana sebuah kisah tak jelas dapat mengguncang keseluruhan hidupku. Beban pertanyaan kian menggumpal, ada hal yang mesti kuselesaikan. Ku pikir.

Ku tekan nomor yang ada di Whatsapp dan terhubung..

Kafe "Kopi Senja", tempat biasa kami bertemu di seputaran Kemang. Pukul 5 sore ini.

Huuftt...hembusan nafas dengan nada keentahan..

"Love is all I feel I know we're meant to be. Don't waste our time too long. Angel, angel come with me!"

Mencoba mengisi waktu menunggu dan menunda semua deadline aku coba luangkan sejenak bermain Candy Crush Saga. Hancur-hancuran. Matikan saja sejenak perangkat komunikasi modern ini pikirku.

Aku harus menjernihkan pikiran membuat persiapan..sebuah pertemuan, kembali.

Sebatang rokok terakhir..setidaknya ini bisa menjadi alasanku untuk keluar dari ruangan dan meninggalkan meja kantor.

Sudah 04.20...

Hembusan demi hembusan. Keraguan ini takkan habis dan hanya menelan diriku bulat-bulat bila tanpa penyelesaian..bijak pun mulai menepi.

Aku rasa bertaruh kembali dengan kebodohan tidak akan menjadi suatu masalah. Toh, kemarin pun aku terbiasa mengalah. Demi bahagia semu  semata.

Aku memang pecundang. Mengulang kembali derita..mengharapkan cinta.


Lagu: 
Robby Valentine - 
Over and Over 
Again.

Angel, kemarilah..aku kembali disini. Ilusi.

3 Juli 2013.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar